Pendahuluan
Permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagian siswa tidak bersemangat dalam melakukan permainan beregu atau berkelompok seperti tidak mau merebut bola ketika sudah kalah bertanding, masih kurang saling mendukung antar teman, sering berperilaku individual dan tidak sesuai dengan perintah guru, rasa tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan guru juga masih sangat kurang dan belum banyak saling berinteraksi antara siswa satu dengan yang lainnya bahkan ada siswa yang mengeluh tidak mampu melakukan tugas yang diberikan.
Kemampuan passing dan shooting siswa kelas VIII SMP N masih kurang dari kriteria ketuntasan minimal, dari 32 siswa yang tuntas hanya 28.12%
Penelitian ini dilakukan pada kelas VIII SMP N sebanyak 32 siswa. Jenis penelitian yang digunakan penelitian tindakan kelas. Metode pengumpulan data penelitian ini meliputi tes, observasi dan dokumentasi.
Analisa data dengan deskriptif komparatif. Indikator kemampuan passing dan shooting siswa mendapatkan nilai diatas KKM ≥ 75 dengan rata-rata klasikal ketuntasan belajar siswa ≥ 80%, rata-rata klasikal kerjasama yang diukur dengan saling memberikan dukungan dalam proses pencapaian tujuan kelompok, membantu ketika ada teman yang membutuhkan, bekerjasama dalam menjalankan permainan lebih dari 80% siswa melakukannya.
Penelitian ini didahului dengan prasiklus dan dilanjutkan dengan dua siklus, masing-masing siklus dilakukan 2 kali pertemuan. Ketuntasan dalam kemampuan passing dan shooting pada siklus I sebesar 43.8% dan meningkat pada siklus II sebesar 93.8% pada permainan bola basket.
Rata-rata kemampuan passing dan shooting pada siklus I yaitu 74.22 dan meningkat menjadi 82.16 pada siklus II disetiap aspeknya. Penerapan pembelajaran dengan modifikasi sarana pembelajaran dapat meningkatkan kerjasama siswa dalam permainan bola basket, hal ini dibuktikan kerjasama siswa dalam hal saling memberi dukungan Siklu I sebesar 62.5% meningkat menjadi 84.4% pada siklus II.
Kerjasama dalam hal membantu teman Siklus I sebesar 59.4% pada siklus II meningkat menjadi 87.5% dan kerjasama dalam permainan 53.1% meningkat menjadi 90.6%. Oleh karena itu disarankan agar penerapan pembelajaran dengan modifikasi sarana pembelajaran dapat digunakan sebagai media alternatif bagi guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran Penjasorkes di sekolah.
Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan suatu proses pendidikan yang dilakukan secara sadar dan sistematis melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan sesuai perubahan fisik dan mental. Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-spritual-dan soaial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang. Pendidikan jasmani tidak hanya memberikan tekanan pembelajaran pada aspek psikomotor dan kognitif semata, akan tetapi menekankan pula pada aspek afektif dan sosial.
Pembelajaran pendidikan jasmani pada umumnya berfokus hanya pada pengembangan keterampilan fisik dan masih sedikit yang diberikan guru dalam mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung di dalam pembelajaran yang telah dipelajarinya.
Seperti yang tertera pada standar kompetensi dan kompetensi dasar pendidikan jasmani SMP, yaitu mempraktikkan berbagai teknik dasar ke dalam permainan dan olahraga serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Kompetensi dasar dari standar kompetensi tersebut adalah salah satunya mempraktikkan variasi dan kombinasi teknik dasar salah satu permainan dan olahraga beregu bola besar seperti bola basket dengan konsisten serta nilai kerja sama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan dan bersedia berbagi tempat dan peralatan.
Pada kompetensi dasar tersebut digunakan oleh guru sebagai acuan materi pembelajaran yang akan diberikan juga nilai-nilai yang terkandung dalam materi tersebut.
Berdasarkan hasil observasi pra siklus terhadap pada permainan bola basket di SMP Negeri yang dilakukan sebelumnya, menunjukkan bahwa hasil belajar permainan bola basket yang mencapai kriteria ketuntasan minimal sebesar 28.12% dari jumlah siswa dalam kelas yaitu sebanyak 32 siswa.
Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri dalam pembelajaran permainan bola basket masih sangat minim. Hal ini dikarenakan ketika guru menerangkan dan mempraktikkan materi pembelajaran beberapa siswa tidak memperhatikan seperti mengobrol dan bercanda dengan teman, kurang berani dalam mempraktikkan sendiri atau malu-malu, tidak bersemangat dalam melakukan materi permainan beregu atau berkelompok seperti tidak mau merebut bola ketika sudah kalah bertanding, masih kurang saling mendukung antar teman, sering berperilaku individual dan tidak sesuai dengan perintah guru, rasa tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan guru juga masih sangat kurang dan belum banyak saling berinteraksi antara siswa satu dengan yang lainnya bahkan ada siswa yang mengeluh tidak mampu melakukan tugas yang diberikan.
Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran permainan bolabasket adalah dengan memodifikasi sarana pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa dan memberikan berbagai macam kegiatan bermain yang berhubungan langsung dengan gerak dasar cabang olahraga yang dipelajari.
Pendekatan modifikasi ini dimaksudkan agar materi yang ada di dalam kurikulum dapat disajikan sesuai tahap-tahap perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa. Usia SMP kebanyakan belum memiliki kematangan fisik dan emosional seperti orang dewasa dan cenderung masih suka bermain.
Pada masa usia tersebut seluruh aspek perkembangan manusia baik itu kognitif, psikomotorik, dan afektif baru mengalami perubahan. Di samping itu juga bermain akan menumbuhkan minat dan antusias siswa terhadap pembelajaran dimana antusiasme siswa dalam sebuah pembelajaran sangat penting.
Peneliti akan menggunakan materi pembelajaran permainan bola basket karena pada semester 1, siswa kelas VIIIC memiliki hambatan pembelajaran dalam materi permainan bola basket, materi ini sangat sesuai dengan SK dan KD yang menjadi acuan materi pembelajaran permainan bola basket yang di dalam pembelajaran tersebut mengandung unsur permainan tim atau kelompok.
Adapun indikator pencapaian SK dan KD materi bola basket adalah melakukan latihan koordinasi teknik dasar melempar, menangkap, menggiring dan menembak bola (berpasangan dan berkelompok) dengan koordinasi yang baik. Bermain bola basket dengan menggunakan peraturan yang dimodifikasi untuk menumbuhkan dan membina nilai-nilai kerja sama, semangat, dan percaya diri.
Sebelumnya guru menggunakan metode demonstrasi, cakupan dan bermain dalam proses pembelajaran permainan bola basket yang menyebabkan siswa bermain-main saja dan kurang memperhatikan nilai-nilai kerja sama dan tanggung jawab sebagai sebuah kelompok sehingga tujuan dan hasil pembelajaran kurang tercapai secara maksimal.
Maka dari pada itu pada penelitian ini peneliti mengacu pada model pembelajaran yang dimodifikasi, diharapkan dapat memperbaiki pembelajaran dan meningkatkan kerja sama siswa kelas VIII SMP Negeri.
Kesimpulan
Peningkatan kualitas permainan bola basket khususnya passing dan shooting yang dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan dari sebelum tindakan hingga akhir siklus terakhir.
Penerapan pembelajaran menggunakan modifikasi sarana pembelajaran dapat meningkatkan permainan bola basket yang lebih baik. Rata-rata permainan bola basket pada siklus I yaitu cukup atau 74.22 dan meningkat menjadi baik pada siklus II disetiap aspeknya menjadi 82.16.
Penerapan pembelajaran dengan modifikasi sarana pembelajaran dapat meningkatkan permainan bola basket. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan prosentase ketuntasan 43.8% pada siklus I menjadi prosentase ketuntasan 93.8% pada siklus II dan menunjukkan pembelajaran telah tuntas.
Penerapan pembelajaran dengan model modifikasi sarana pembelajaran meningkatkan kerjasama siswa dalam hal saling memberi dukungan sebesar 62.5%, siklus II meningkat menjadi 84.4%.
Kerjasama dalam hal membantu teman 59.4% pada siklus II meningkat menjadi 87.5% dan kerjasama dalam permainan 53.1% meningkat menjadi 90.6%. Artinya penerapan pembelajaran dengan model modifikasi sarana pembelajaran mampu meningkatkan kerjasama siswa dalam permainan bola basket.
Implikasi
Dengan telah dilaksanakan penelitian tindakan kelas ini dengan pembelajaran modifikasi sarana pembelajaran diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap kemajuan pembelajaran pada mapel Penjasorkes di SMP Negeri terutama dalam hal memanfaatkan pembelajaran yang bervariasi.
Untuk selanjutnya dari penerapan pembelajaran modifikasi sarana pembelajaran dapat digunakan sebagai acuan bagi pengembangan potensi guru dan siswa serta untuk pengambilan kebijakan pada proses pembelajaran dimasa mendatang dalam rangka upaya meningkatkan keterampilan permainan bola basket.
Belum ada tanggapan untuk "PTK Penjasorkes [2] : Upaya Meningkatkan Kerjasama, Kemampuan Passing Dan Shooting Dalam Permainan Bola Basket Melalui Modifikasi Sarana Pembelajaran Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri Semester I "
Posting Komentar