#A. Radio Siaran
#1. Pengertian dan Sejarah Radio Siaran
Radio siaran (radio broadcast) adalah suatu aspek dari komunikasi. Karena itu proses radio siaran dipelajari dan diteliti oleh ilmu komunikasi.
Radio siaran menurut sejarahnya telah dimulai sejak tahun 1920 oleh stasiun radio KDKA pittsburg di Amerika Serikat. Pada mulanya radio siaran ini mempunyai tiga fungsi yaitu sebagai alat hiburan, sebagai alat penenrangan dan sebagai alat pendidikan. Akan tetapi ketika radio siaran telah meluas ke negara-negara eropa terutama setelah Nazi Jerman bertambah kuat dibawah adolf hitler, radio bertambah lagi fungsinya yaitu sebagai alat propaganda.
Ardianto dan Erdinaya (2004) menjelaskan bahwa perkembangan radio siaran di Indonesia dimulai dari masa penjajahan Belanda, penjajahan Jepang, zaman kemerdekaan dan zaman orde baru. Radio siaran mendapat julukan The Fifth Estate (kekuatan kelima). Hal ini disebabkan karena radio siaran juga dapat melakukan fungsi kontrol sosial seperti surat kabar, di samping empat fungsi lainnya yakni memberi informasi, menghibur, mendidik dan melakukan persuasi. Kekuatan radio siaran dalam mempengaruhi khalayak sudah dibuktikan dari masa ke masa di berbagai negara. Salah satu contoh pada peristiwa pertempuran Surabaya tanggal 10 November 1945, Bung Tomo dengan gayanya yang khas melalui mikrofon “radio pemberontak” berhasil membangkitkan semangat bertempur, bukan saja di kalangan pemuda-pemuda Jawa Timur, tetapi juga di daerah lainnya untuk melawan Belanda.
Menurut Effendy (1991) terdapat tiga faktor yang mempengaruhi kekuatan siaran radio yaitu daya langsung, daya tembus, dan daya tarik. Daya langsung radio siaran berkaitan dengan proses penyusunan dan penyampaian pesan pada pendengarnya yang relatif cepat. Daya tembus memungkinkan khalayak dapat mengakses informasi, sekalipun terbentang jarak yang jauh. Daya tarik radio siaran disebabkan sifatnya yang serba hidup berkat tiga unsur yang ada padanya, yakni musik, kata-kata dan efek suara (sound effect).
Effendy (1991) menjelaskan bahwa radio siaran memiliki gaya tersendiri (radio siaran style). Gaya radio siaran ini disebabkan oleh beberapa sifat radio siaran. Pertama, imajinatif, karena hanya indera pendengaran yang digunakan oleh khalayak, dan pesannya pun selintas, maka radio siaran dapat mengajak komunikannya untuk berimajinasi. Kedua, auditori yang merupakan konsekuensi dari radio siaran untuk didengar secara selintas. Ketiga, sifat radio siaran adalah akrab dan intim karena pada umumnya kita mendengarkan radio siaran sambil melakukan pekerjaan sesuatu. Keempat, materi siaran kata radio siaran bergaya percakapan (conversational style).
#2. Peran mulut dan telinga
Bagi radio siaran, peranan mulut dan telinga dapat di katakan sebagai wadah berkembangnya komunikasi. Artinya komunikator berhadapan dengan komunikan (pendengar). Mulut menghasilkan suara. Dengan suara tersebut, komunikator mengeluarkan atau menyampaikan pesan kepada telinga komunikan yang merupakan sasaran dari komunikasi tersebut.(berita dan informasi)
#3. Karakteristik radio
Radio memiliki karakteristik yang khas sebagai berikut :
a. Imajinatif
Karena hanya alat indera pendengar yang digunakan oleh khalayak dan pesanya pun selintas,maka pesan radio dapat mengajak komunikanya untuk berimajinasi. Dengan perkataan lain pendengar radio bersifat imajinatif. Dengan perkataan lain, radio bersifat theatre of mind, artinya radio mampu menciptakan gambar (makes a picture) dalam pikiran pendengar melalui kekuatan kata dan suara.
b. Auditori
Sifat ini muncul sebagai konsekuensi dari sifat radio yang hanya bisa di dengar. Karena amnusia mempunyai kemampuan mendengar tang terbatas, maka pesan komunikasi melalui radio diterima selintas. Pendengar tidak akan mendengar kembali ( rehearing) informasi yang tidak jelas diterimanya, karena ia tidak bisa meminta kepada komunikator / penyiar untuk mengulang informasi yang hilang. Dengan perkataan lain pesan radio harus disusun secara singkat dan jelas ( concise and clear).
c. Identik dengan musik
Radio adalah sarana hiburan termurah dan tercepat sehingga menjadi media utama untuk mendengarkan musik.
d. Mengandung gangguan : seperti timbul tenggelam / fadding dan gangguan teknis (chanel noice factor)
#4. Radio berdasarkan sifat
Berdasarkan sifat radio siaran yang auditif, mengandung gangguan dan akrab,maka dalam bahasa yang di sampaikan sebaiknya menggunakan :
a. Kata – kata yang sederhana,yang terdiri atas pokok dan subyek,setiap kalimat memiliki satu gagasan.
b. Angka-angka yang di bulatkanmisal Rp.230,420,dapat di bulatkan hampir 250 ribu rupiah dan sebagainya.
c. Kalimat-kalimat yang ringkas
d. Susunan kalimat yang akurat.
e. Susunan kalimat bergaya obrolan.
Berdasarkan sifat pendengar radio yang heterogen, pribadi, aktif dan selektif, dalam bahasa yang disampaikan menggunakan :
a. Kata-kata yang lazim dipakai
b. Kata-kata yang tidak melanggar kesopanan
c. Kata-kata yang mengesankan
d. Pengulangan kata-kata yang penting
e. Susunan kalimat yang logis
#5. Keunggulan dan kelemahan radio siaran
Keunggulan radio antara lain :
a. Radio mempengaruhi imajinasi pendengar.
Radio mampu melibatkan dan merangsang imajinasi, memiliki dimensi waktu dan ruangserta ide yang disampaikan pleh radio dapat dikembangkan. Radio membantu penemuan ide yang kreatif . radio juga memiliki kemampuan untuk mengilhami dan memotivasi. Semua keunggulan tersebut dapat diperoleh dari hasil program radio yang efektif.
b. Hangat
Perpaduan antara kata-kata , musik , dan efek suara dalam siaran radio mampu mempengaruhi emosi pendengar. Pendengar akan bereaksi atas atas kehangatan suara penyiar dan seringkalo pendengar berpikir bahwa penyiar adalah sebagai teman bagi mereka.(dasar-dasar penyiaran hal 4 dan 5)
e. Akrab
Radio adalah alat yang “mendekatkan” atau mengakrabkan pendengar /khalayak dengan penyiar atau bahkan dengan pemiliknya. Orang jarang mendengarkan siaran radio secara berkelompok,akan tetapi justru orang seringkali mendengarkan radio secara sendirian seperti di dalam mobil , di kamar tidur, di dapur, dan sebagainya. (Dasar-dasar penyiaran hal 4 )
f. Pesan komunikasi radio akan cepat sampai.
Pesan radio dapat di terima dengan segera,dalam hitungan detik. Pesan tersebut harus disajikan topik demi topik (topikal) ,terkini, memancing tanggapan yang segera.
g. Radio diterima sebagai hiburan.
Pendengar biasanya tertarik mendengarkan radio pada saat dia santai dan perlu teman,dia sedih sehingga pelipur lara dan pada saat dia selesai bekerja untuk menghilangkan rasa penat.
h. Radio dipercaya sebagai berita.
Untuk informasi yang tidak bias (tidak berat sebelah) informasi dan petunjuknya dapat dipercaya dan dan merupakan media massa yang dapat diterima langsung oleh masyarakat pendengar.
Kelemahan radio antara lain :
a. Selintas
Siaran radio cepat hilang dan mudah dilupakan. Pendengar tidak bisa mengulang apa yang didengarnya, tidak seperti pembaca surat kabar dan majalah yang bisa mengulang bacaanya dari awal tulisan.(dasar-dasar penyiaran hal : 5)
Radio message are shot lived. Yang namanya pesan radio hidupnya hanya sebentar- short lived. Pesan radio bersifat satu arah ,sekilas , dan tak dapat di tarik lagi,begitu diudarakan. Karena itu,menyampaikan pesan melalui radio bukan pekerjaan main-main. Tetapi harus dilakukan dengan hati-hati dan penuh tanggung jawab.
b. Radio is aural only.
Satu-satunya cara yang diandalkan radio untuk menyampaikan pesan adalah bunyi (sound) .radio tidak dilengkapi dengan kemampuan untuk menyampaikan pesan lewat gambar.untuk membayangkan kejadian sesungguhnya, orang pada dasarnya menggunakan teater imajinasinya sendiri.
c. Radio listening is prone to distraction.
Mendengarkan radio itu rentan gangguan. Radio hanya berurusan dengan satu indra saja: pendengaran. Begitu pendengaran terganggu maka takkan ada lagi cerita radio dalam kehidupan seseorang.
#Landasan Hukum Penyiaran Radio Siaran
Ketentuan Undang-undang Penyiaran menyebutkan: Pemusatan kepemilikan dan penguasaan lembaga penyiaran swasta oleh satu orang atau satu badan hukum, baik di satu wilayah siaran maupun di beberapa wilayah siaran, dibatasi. Selain itu disebutkan bahwa: Kepemilikan silang antara lembaga penyiaran swasta yang menyelenggarakan jasa penyiaran radio dan lembaga penyiaran swasta yang menyelenggarakan jasa penyiaran televisi, antara lembaga penyiaran swasta dan perusahaan media cetak, serta antara lembaga penyiaran swasta dan lembaga penyiaran swasta jasa penyiaran lainya, baik langsung maupun tidak langsung (Pasal 18 Ayat 1 dan 2 Undang-undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 dalam Morrisan, 2005).
Pasal 33 ayat 4 Undang-undang Penyiaran No. 32 Tahun 2002 menjelaskan bahwa untuk mendapatkan surat izin penyiaran di Indonesia, individu atau korporasi harus mengajukan surat permohonan dengan mencantumkan nama, visi, misi, dan format siaran yang akan diselenggarakan kepada Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) serta memenuhi persyaratan lainnya. Izin penyiaran diberikan setelah melalui beberapa tahap yaitu:
- Masukan dan hasil evaluasi dengar pendapat antara pemohon dan KPI;
- Rekomendasi kelayakan penyelenggaran penyiaran dari KPI;
- Hasil kesepakatan dalam forum rapat bersama yang diadakan khusus untuk perizinan antara KPI dan pemerintah; dan
- Izin alokasi dan penggunaan spektrum frekuensi radio oleh pemerintah atas usul KPI.
# Radio Positioning
Adalah sebuah sikap untuk menyatakan diri dari sebuah radio station terhadap khalayak pendengarnya (target marrket). Bahwa radio station tersebut mengkhususkan diri untuk mengarahkan format siaran dan kegiatanyab kepada sasaran pendengar (target audience ) tertentu.
1. Target audience
Radio positioning di arahkan kepada sasaran pendengar berdasarkan penggolongan segmentasi, pendengar yaitu secara : Demografi usia (12-20) – (21-34) – (35-45) – (>45); Sex : pria atau wanita; Geografi : kota metropolitan, kota kecil, pedesaan, wilayah tertentu; Religi : agama; Ras/ Budaya : suku Kedaerahan; Pendidikan : siswa-mahasiswa-sarjana, non sekolah; Profesi : bidang keahlian tertentu; Habit : kebiasaan/hobby; Life style : gaya hidup (modern/ tradisional); Psikologi : cara berfikir selera pribadi, padangan hidup dan filasafi serta emosional.
2. Psikosegmentasi
Dalam kenyataanya, masyarakat pendengar itu berlapis-lapis atau terkotak-kotak dalam cara berpikir dan alam psikologisnya, misalnya bisa terjadi hal-hal sebagai berikut
- Anak muda, memiliki idealisme ,energi dan daya pikir seusianya. Mereka ada yang menyukai trend baru,musik keras,experimental,suka canda,gaya hidup trendy dan ingin disebut modern.
- Orang dewasa, ada yang mantap dalam kepribadian seleranya baik& selektif. Atau ada pula yang hanya butuh hiburan , mementingkan hal yang sensual dan sebagainya.
- Orang tua, banyak yang suka musik memory, suka kumpul dan bernostalgia, tidak suka musik eksperimental ataupun lebih suka mendengar acara talk show. Semua itu tercakup dalam alam psikologi tiap-tiap pendengar.
- Akhirnya aneka pandangan psikologi tadi mengenal pula segmentasi, yang kita sebut psikosegmentasi.
3. Arah Positioning
Dengan meninjau pada penggolongan target audience berdasarkan segmentasinya, pendengar berikut psikosegmentasinya, maka terbukalah bidang yang sangat luas bagi tiap radio station untuk memilih dan menentukan arah siaran serta sasaran pendengar yang spesifik, dan meninggalkan bentuk siaran dengan menu acara berbagai macam dan tidak jelas arahnya.
4. MENGAPA HARUS POSITIONING
Radio station telah memasuki era kompetisi antar radion di dalam pasar industri komunikasi . ada pihak yang menang dan ada pihak yang gagal dan tersisih. Hanya radio siaran yang memiliki keunggulan strategi yang akan memenangkan persaingan. Keunggulan strategi dapat diartikan keunikan, ketepatan , perencanaan , dan keberhasilan menampilkan kelebihan dari station lain. Karena itu radio positioning dikatakan sebagai “STRATEGY OF BENEFIT COMPETITIVE ADVANTAGE”.
Menempatkan positioning konsekuensinya membentuk format siaran yang lebih terarah, lebih ramping, tidak kompleks. Disisi lain, konsentrasi,intensitas daya sumber radio station lebih diarahkan kepada sasaran yang lebih fokus dan dalam banyak hal tidak perlu mengusik konsentrasi,yang bukan menjadi sasaran radio siaran.
Dalam peta radio station terutama di kota-kota besar telah terjadi AGLOMERASI, yaitu berkumpulnya radio siaran dengan jenis positioning pada area dominance influence pendengar yang sama pada lokasi (kota besar) yang sama pula.apalagi setelah diperoleh kenyataan bahwa di kota besarlah yang memberikan business opportunity yang lebih menguntungkan. Inilah awal dari kejenuha radio di indonesia ,tempat berpijak di masyarakat,pendengar terasa semakin sempit.
Positioning adalah salah satu strategi siaran yang terbaik. Di lokasi dimana tidak ada tekanan persaingan,maka radio positioning bukan sesuatu yang mutlak,tetapi radio siaran tang lain di Area Dominance Influence (ADI) , maka mutlak dubutuhkan sikap positioning yang jelas,karena positioning yang tidak jelas akan membawa Resiko Audience turn over yang tinggi dan itu berarti membiarkan audio share kita di gerogoti oleh stasiun lain.
5. Langkah Menetapkan Positioning
Sebuah radio siaran yang akan menetapkan positioning atau merubah positioningnya, sebaiknya memperhatikan 4 langkah :
a. Where Are We Now
Adalah sebuah pertanyaan yang harus di jawab karena kita mengetahui segala KEY FACTS tentang : keadaan atau peta keradioan di daerah radio siaran yang sebenarnya terjadi pada saat ini mengenai jumlah, potensi, positioning radio lain, daya dukung ekonomi daerah,situasi pendengar, kemungkinan perkembangan daerah, dan mengukur kemampuan diri serta mengetahui akan resiko-resikonya.
b. Where Are We Want To Go
Keadaan apa dan situasi apa yang akan kita capai. Sasaran apa yang kita pasang dan harus dapat diperoleh . pada positioning mana hendak kita letakkan radio station kita, apakah ada perbedaan dan persamaan antara radio kita dengan radio station lain.
c. How To Get There.
Bagaimana cara kita untuk melaksanakan positioning yang kita rencanakan.tahap ini adalah sebuah perjuangan yang sebenarnya dari sebuah radio siaran.
# Program Interaktif
Kebebasan mengeluarkan pendapat atau pikiran yang ditampung dalam wadah program interaktif merupakan salah satu program radio yang makin populer di alam demokrasi ini. Pembicaraan ini banyak didasarkan pada telepon yang masuk, dan program ini merupakan forum yang melibatkan pembawa acara atau presenter dan pendengar untuk berdebat dengan nara sumber tentang isu yang sedang hangat. Banyak orang memiliki telepon genggam, dimana saja mereka dapat dengan mudah mengungkapkan perasaannya ,apakah berupa keluh kesah kemacetan lalu lintas,jalan yangb rusak,sampah yang mengganggu lingkungan,dan lain sebagainya. Variasi lain adalah talk show, dengan format dengan format perbincangan, diselingi lagu, laporan reporter yang aktual dari luar studio dan diselingi iklan. Semua acara atau program itu merupakan wadah untuk menyalurkan berbagai pendapat atau pikiran.
Media radio awalnya merupakam alat komunikasi satu arah. Apa yang dikatakan oleh komunikator tidak secara langsung memperoleh mendapat feed back dari komunikan. Namun, berkat kemajuan teknologi komunikasi,media radio menjadi media sua arah (two way communication). Beberapa programa semacam ini adalah phone in program, yang pada sebelum 1979 banyak dimanfaatkan pendengar untuk memesan lagu (pilihan pendengar) yang ditujukan kepada teman atau sekedar berdialog dengan penyiar.
# Peran Presenter / Penyiar
Presenter memegang peran yang menentukan dalam program interaktif. Suksesnya acara ini karena hebatnya presenter membawakan acara. Tentu harus diakui sukses program ini karena kerja kolektif atau tim, bukan semata peran presenter saja.
Presenter program interaktif harus memenuhi kriteria berikut :
- Berkarakter istimewa. Yakni , positif, tenang supel, ramah, mau mendengar dan menghargai pendapat orang lain,namun tegas dan berwibawa.
- Menguasai masalah dan tahu persis apa yang sedang dibicarakan. Karena itu presenter sebaiknya pernah bertugas menjadi reporter di lapangan, sehingga memiliki pengetahuan umum yang memadahi.
- Artikulatif. Presenter harus pandai berbicara dan mampu merumuskan pandangan yang mencuat selama berlangsungnya program interaktif.
- Analistis dan mengetahui secara tepat aspek kontrovesionalpada persoalan yang sudah dibahas.
- Mampu menguasai jalannya diskusi , selalu waspada agar diskusi tidak keluar dari topik yang dibicarakan.
# Radio Dan Anak
Pada era globalisasi dan pada era yang sangat cepat ini,media sangatlah penting bagi manusia. Media merupakan kunci hidup bagi manusia yang hidup pada zaman ini. Orang berlomba-lomba mencptakan berbagai teknologi yang tercanggih dan orang berlomba-lomba mendapatkanya.
Perkembangan media khususnya televisi dan radio yang semakin pesat dan meningkat, menimbulkan persaingan didalamnya, khusunya radio. Pada jaman yang serba canggih ini,masih banyak orang yang suka dan gemar mendengarkan radio,baik anak muda,orang deewasa, orang tua dan lain sebagainya. Tak terkecuali anak-anak. Jalaludin Rahmat memaparkan dalam bukunya “psikologi komunikasi”Secara umum ada tiga lingkungan yang sangat mempengaruhi kualitas mental dan spiritual anak, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan sosial budaya yang berhubungan dengan nilai-nilai serta norma-norma yang berlaku di masyarakat, termasuk di dalamnya pengaruh televisi,radio, buku dan media massa. Ketiga lingkungan tersebut saling menopang dalam mempengaruhi perkembangan dan pembentukan karakter anak.
Di indonesia jarang sekali kita mendapatkan organisasi media massa yang bersegmentasi anak-anak,khususnya radio.Padahal kalau kita fikir,banyak sekali manfaat dan dampak yang sangat positif jika radio khusus anak banyak di temui di Indonesia. Semakin kesini,acara,hiburan dan pendidikan tentang anak semakin jarang dijumpai. Contoh kecil,pada era 90-an, lagu anak sangat banyak dijumpai dan digemari anak-anak. Kita lihat sekarang,anak-anak sangat fasih dalam menyanyikan lagu-lagu orang dewesa dan itu tidak cukup baik bagi perkembangan mereka.
Parkembangan radio bersegmentasi anak di indonesia kurang berkembang , ini di karenakan kurangnya kepedulian terhadap anak,dalam memperoleh suatu suguhan yang pas untuk mereka dan dalam mengekspresikan kreatifitas dalam diri mereka. Menurut data yang diperoleh penulis, di indonesia hanya ada beberepa radio bersegmentasi khusus anak-anak. Beberapa tahun lalu,di surabaya terdapat radio khusus anak,yaitu KIDS Radio. Namun dengan alasan yang tidak jelas,radio ini pun ditutup dan diberhentikan, banyak sekali warga surabaya yang menyayangkan kejadian ini. Di bandung, terdapat juga radio khusus di tujukan anak-anak dan ibu. Radio dengan program untuk anak 4 hingga 14 tahun itu berada di Bandung dengan nama Kreasi Indah Dalam Suara atau disingkat KIDS. Karena pertama itulah, Museum Rekor Indonesia (MURI) Semarang memasukan Kids dalam catatatan rekornya. Radio tersebut baru pertama kali ada pada jaman itu, dinilai unik, dan termasuk langka, maka rekornya layak dimasukkan menjadi inventarisasi MURI Semarang. Melihat peluang tersebut, KIDS RADIO BANDUNG berperan menjembatani para produsen untuk dapat mengkomunikasikan dengan baik dan tepat produk mereka khususnya bagi yang mempunyai target market Ibu dan Anak yang mana perannya mempunyai keterikatan untuk saling mempengaruhi dalam pemilihan dan pembelian suatu produk, sehingga Ibu dan Anak akan aware terhadap brand yang menjadi pilihannya. Untuk itu KIDS RADIO BANDUNG mencoba mengkomunikasikan suatu brand agar tercapainya brand awareness yang baik sesuai dengan target audience yang dituju, dalam sebuah keputusan yang tepat . Acara dalam KIDS RADIO sangat beragam,jika pagi pada saat anak bersekolah,acara yang di sajikan adalah untuk orang tua khususnya ibu-ibu.Talk-show kesehatan anak,psikologi anak,dsb disuguhkan disini. Dan apabila siang hari,ketika anak-anak pulang sekolah,program yang disuguhkan adalah dongeng, memutar lagu-lagu anak, interaktif,dsb.
DAFTAR PUSTAKA
- Effendy, O.U. 1991. Radio Siaran Teori dan Praktek. Bandung: Mandar Maju.
- Helena Olli, 2007. Berita dan Informasi, Jurnalistik Radio, PT. Indeks.
- Morissan. 2005. Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi.Tangerang: Ramdina Prakarsa.
- Onong Uchjana Effendi, 1990. Radio Siaran, Teori dan Praktik. Mandar Maju: Bandung.
- Rainer Adam, 2000. Politik dan Radio, Jakarta:Friedrich-Naumann-Siftung
- Rosdwandi, 2009. Dasar-dasar Penyiaran. Yogyakarta: Graha Ilmu.
- Rusdi Sufi. 1999. Perkembangan Media Komunikasi di Daerah. Radio Rimba Raya di Aceh. CV. Ilham Hangun Karya. Jakarta.
- Santi Indra Astuti, 2008. Jurnalisme Radio, Teori dan Praktik. Refika Offset-Bandung.
Belum ada tanggapan untuk "MAKALAH KOMUNIKASI MASSA : TEKNOLOGI KOMUNIKASI RADIO SIARAN"
Posting Komentar