Latar Belakang Masalah
Lingkungan di sekitar kita adalah sumber kehidupan bagi manusia. Bagaimana tidak, jika tiap hari manusia menghirup udara, merasakan kehangatan sinar matahari, mencicipi kesegaran air, dan senantiasa dapat menikmati sejuknya embun pagi. Sungguh, semuanya itu diciptakan Alloh dengan maksud yang agung dan tanpa ada kesia-siaan sedikit pun.
Oleh karena keistimewaan yang Dia berikan kepada manusia di muka bumi, kini manusia menjadi makhluk yang paling eksis keberadaannya. Daya tahan mereka terhadap lingkungan dan perjuangan mereka mempertahankan kehidupannya tidak akan pernah tertandingi oleh makhluk mana pun. Mereka adalah penguasa tunggal yang di beri mandate oleh tuhan dan seharusnya mampu menjaga bumi-Nya ini.
Namun kenyataan yang ada justru menunjukkan bahwa eksistensi manusia cenderung tidak konstruktif dari segi penjagaan dan pemeliharaan lingkungan. Mereka justru menjadi kontributor terbesar yang membuat kerusakan alam. Lihat saja eksploitasi hutan dan penggalian tambang yang ugal-ugalan.
Pencemaran terjadi di mana-mana. Bahkan sampai pada penghancuran sesame jenis manusia itu sendiri, baik melalui paham rasisme, kejahatan genosida dan sebagainya. Semuanya adalah bukti nyata bahwa eksistensi manusia cenderung destruktif.
Pada makalah ini, akan diuraikan mengenai permasalahan lingkungan yang berkaitan dengan kependudukan. Dari lingkup bahasan yang sepertinya cukup sempit ini ternyata banyak masalah yang menjadi pekerjaan rumah bagi makhluk yang bernama manusia untuk saat ini dan yang akan datang.
PEMBAHASAN
Terdapat terakses beberapa permasalahan lingkungan yang berkaitan dengan kependudukan. Permasalahan-permasalahan tersebut ibarat mata dadu yang saling berkaitan dan amat rumit untuk diselesaikan. Butuh kearifan untuk dapat menemukan solusi terbaiknya. Masalah-masalah yang pelik tersebut diantaranya:
Kondisi Demografi yang Tidak Baik
Masalah ini meliputi penyebaran penduduk yang tidak merata, ketidakseimbangan angka natalitas dan mortalitas yang berujung pada peledakan penduduk. Penyebaran penduduk yang tidak merata dikarenakan oleh factor-faktor histories yang didukung oleh berbagai motif ekonomi sehingga mendorong masyarakat untuk melakukan urbanisasi secara besar-besaran ke “tanah yang dijanjikan”.
Ketika tingkat interaksi manusia semakin meningkat maka salah satu implikasinya adalah munculnya banyak keluarga yang memberikan sumbangsihnya terhadap angka natalitas dan peledakan penduduk. Di samping itu, besarnya angka natalitas sering dikaitkan oleh kultur budaya, misalnya budaya jawa menciptakan pola pikir bagi masyarakatnya bahwa “banyak anak banyak rejeki”. Jika pepatah ini tidak diiringi dengan rasionalisasi ekonomi maka ini akan menjadi masalah yang ruwet.
Permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan demografi ini biasanya juga terkait dengan tingkat kemajuan masyarakat yang ada. Artinya semakin rendah tingkat pemahaman masyarakat akan pentingnya penataan ruang demografi maka kondisi demografi yang baik sulit untuk direalisasikan.
Lingkungan Sosial dan Ekonomi yang Tidak Sehat
Masalah ini meliputi persaingan yang kejam antar manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup sehingga tak jarang menimbulkan angka pengangguran yang besar akibat kalah dalam persaingan dan seringkali berujung pada timbulnya berbagai tindak criminal akibat besarnya kesenjangan sosial. Selain itu, kemiskinan merajalela di mana-mana.
Berbagai paham ekonomi yang sekarang tengah subur di muka bumi saling bersaing mencari pendukung dan simpatisannya. Tak jarang hasil persaingan tersebut meminta tumbal jutaan orang di muka bumi hidup tanpa pekerajaan. Kondisi ini kerap kali dialami oleh kaum urban yang mengadu nasib di kota. Mereka yang hanya bersetatus sebagai “kuli” sering dipermainkan layaknya komoditi yang bias diperas dan dieksploitasi.
Dampak negative dari kondisi tersebut adalah munculnya sejumlah orang “revolusionis” yang memberontak terhadap jalur persaingan yang ada. Mereka menimbulkan aksi baru yang dikenal dengan kriminalitas sebagai jawaban atas kejamnya pertarungan hidup. Terkadang permasalahan ini tidak ditelaah dari segi penyebabnya untuk merumuskan tindakan preventifnya, namun lebih sering ditekankan bagaimana tindakan kuratifnya.
Kualitas SDM Menurun dan Tingkat Pengetahuan Masyarakat Rendah
Masalah ini mencakup rendahnya kualitas manusia dari segi akademik dan non akademik. Rendahnya pemahaman moral dan pengamalan serta penghayatan religius. Contohnya adalah Indonesia yang penduduk muslinya adalah terbesar di dunia justru tidak memegang erat ajaran-ajaran yang diyakininya. Moral rata-rata masyarakat bisa dikatakan sudah bobrok, meskipun selalu ada sebagaian kecil yang merintis sebuah jalan menuju “Renaissance Indonesia”.
Rendahnya pengetahuan social masyarakat memicu timbulnya berbagai kesalahpahaman yang seringkali dimanfaatkan oleh para provokator untuk mendendangkan melodi konflik antar etnis dalam rangka mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Model masyarakat yang sudah seperti ini akhirnya juga menjadi masyarakat yang sulit di atur. Mereka kemudian menjadi masyarakat fanatic dan eksklusif. Kondisi semacam ini akan menjadi “formula Darwin” dalam rangka mewujudkan salah satu seleksi alam.
Rendahnya Tingkat Kesehatan Masyarakat
Kelompok permasalahan ini merupakan implikasi dari permasalahan-permasalahan sebelumnya. Permasalahan-permasalahannya meliputi kekurangan gizi, tidak terpenuhinya kebutuhan pangan yang layak secara merata, perkembangan anak-anak yang terhambat dan rendahnya angka umur panjang bagi penduduk lansia.
Permasalahan-permasalahan mengenai kesehatan merupakan implikasi terbesar dari masalah ekonomi. Ketika ekonomi masyarakat hancur maka mustahil kebutuhan masyarakat akan kesehatan dapat terpenuhi. Karena pelayanan kesehatan hanya dapat berlangsung jika pengetahuan dan kesadaran masyarakat mumpuni didukung oleh stabilitas ekonomk yang kuat sebagai sumber pembiyayaanya.
Singkatnya, stabilitas ekonomi adalah kunci terselenggaranya pemenuhan kesehatan bagi masyarakat.
Hal itu terwujud ketika angka pengangguran semakin mengerucut sehingga masyarakat dapat menyisihkan koceknya untuk memperdalam wawasannya dan terus berinteraksi dengan zaman modern ini. Harapannya, status “orang pinggiran” yang sering di dendangkan oleh Iwan Fals dapat tergantikan oleh idiom “orang berada”.
Rusaknya Lingkungan Alam Sekitar dan Eksploitasi SDM
Masalah ini meliputi kerusakan hutan akibat pengalihfungsian lahan menjadi pemukiman dan persawahan atau bahkan sekedar illegal logging. Lahan produktif semakin berkurang, limbah mulai menumpuk dan muncul lingkungan-lingkungan kumuh akibat peledakan penduduk.
Masalah-masalah tersebut merupakan komplikasi dari seluruh permasalahan sebelumnya. Perusakan-perusakan alam yang ada lebih banyak disebabkan oleh motif dan kepentingan ekonomi manusia yang berada pada posisi puncak untuk dapat melanggengkan strata sosialnya sebagai “Pangeran”.
Aspek yang disoroti di sini tidak hanya pada eksploitasi SDM yang kualitasnya di bawah rata-rata. Itulah sebabnya kemudian limbah mulai menumpuk akibat industri-industri terpusat dan rumah tangga yang aktif beroperasi tanpa membuat AMDAL. Mereka seenaknya melepas asap-asap beracun lewat cerobong-cerobong asap yang lebar. Mereka bebas mengalirkan limbah-limbah busuk dan kotor ke sungai, laut dan akhirnya membunuh biota yang ada. Dan yang lebih mengerikan, banyak manusia yang dipekerjakan mirip seekor gajah atau kuda yang selalu dipukul sesuai kehendak penunggannya. Sebuah kejahatan kemanusiaan yang sering diselubungi oleh alasan kedisiplinan.
Demikianlah, sekelumit permasalahan lingkungan yang berkaitan dengan kependudukan. Sebenarnya masih banyak lagi permasalahan yang sanggup untuk membuat kita menangis. Namun semuanya itu masih bias kita kendalikan bahkan kita ubah menjadi lebih baik selama kita mau menyadari pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan ini dan mengajak orang-orang terdekat kita untuk cinta pada lingkungan sekitar. Lingkungan bukan hanya rimba dan laut, namun orang-orang yang ada di sekeliling kita juga. Mereka adalah bagian dari lingkungan.
Kesimpulan
Permasalahan lingkungan yang berkaitan dengan kependudukan meliputi: 1) Kondisi Demografi yang Tidak Baik; 2) Lingkungan Sosial dan Ekonomi yang Tidak Sehat; 3) Kualitas SDM Menurun dan Tingkat Pengetahuan Masyarakat Rendah; 4) Rendahnya Tingkat Kesehatan Masyarakat; dan 5) Rusaknya Lingkungan Alam Sekitar dan Eksploitasi SDM.
Rekomendasi
Mengingat begitu pentingnya masalah-masalah di atas maka sudah saatnya kita membuat menyadari perlunya rehabilitasi lingkungan. Memang hal tersebut tidaklah mudah, namun tekad dan perjuangan kitalah yang insyaAlloh menjadi batu pertama dalam proses konstruksi dunia baru yang kita idam-idamkan. Meminjam istilahnya Aa Gym, maka kita bisa memulai perbaikan lingkungan di di sekitar kita yang dalam hal ini kita spesifikkan dalam lingkup kependudukan dengan 3 M, yaitu:
- Mulai dari diri sendiri dan bertekad menjadi warga masyrakat yang taat kepada aturan yang berlaku serta mau menjaga nilai-nilai luhur yang ada.
- Mulai dari hal yang kecil, seperti berbagi terhadap sesama dan menjaga perasaan tetangga di sekitar dengan terus menunjukkan kesederhanaan.
- Mulai dari saat ini, sejak kita sadar dengan kondisi ini dan di mana posisi kita saat ini. Jika hal di atas hanya direalisasikan oleh satu orang, tentu tak akan memberi warna. Namun jika kemudian diikuti oleh orang lain, maka warna-warna pencerahan kehidupan akan segera hadir menggantikan kelamnya dunia saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abustam, M. Idrus. 1989. Gerak Penduduk, Pembangunan dan Perubahan Sosial. UI-Press. Jakarta.
Achir, Y. C. Agoes. 1993. Keluarga Sejahtera Sebagai Wahana Pengentasan Penduduk dari Ketertinggalan. Warta Demografi. Tahun ke-23 No.5. LD.FEUI. Jakarta.
Cicih, Mis Heri. 2002. Indikator Pelayanan Kesehatan, Gizi dan Penduduk. Info Demografi. BKKBN Kerja sama dengan LD.FEUI. Jakarta.
Belum ada tanggapan untuk "BERBAGAI PERMASALAHAN DEMOGRAFI YANG BERKAITAN DENGAN KEPENDUDUKAN"
Posting Komentar