Hubungan Faktor Karakteristik Ibu Hamil Dengan Kematian Perinatal Di Kabupaten Sukoharjo


A.    Latar belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indakator kesehatan paling sensitif yang menggambarkan tingkat kesehatan ibu dan anak.
Masih tingginya AKI di Indonesia merupakan suatu masalah yang sejak tahun 1990 an mendapat perhatian besar, sesuai komitmen global target penurunan AKI 115 / 100.000 kelahiran hidup dan AKB 35/ 1000 kelahiran hidup.1) Diperkirakan 40% kematian bayi terjadi pada usia < 1 bulan. Kematian ini disebabkan oleh tetanus dan gangguan perinatal seperti asfiksia, Bayi dengan berat lahir rendah (BBLR), trauma lahir. 2) 
Kematian perinatal adalah kematian bayi yang terjadi pada masa perinatal yaitu janin umur 22 minggu atau berat lahir kurang dari 500 gram atau panjang lahir kurang dari 25 sentimeter sampai bayi baru lahir umur 7 hari. 3) 
Penyebab utama kematian perinatal adalah infeksi, asfiksia neonatorum, penyakit yang berhubungan dengan prematuritas dan dismaturitas-immaturitas. 4) 
Faktor-faktor yang mempengaruhi kematian perinatal dikelompokkan dalam 2 (dua) faktor yaitu faktor endogen dan faktor eksogen. Faktor endogen berhubungan dengan faktor neonatal / bayi yaitu faktor yang ada pada bayi, yang dibawa sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan. Sedangkan faktor eksogen adalah faktor penyebab kematian bayi yang berhubungan dengan lingkungan misalnya imunisasi TT, pemberian tablet tambah darah, pelayanan kesehatan ibu hamil, dll. 5)
Faktor karakteristik ibu yang memperbesar resiko kematian perinatal yaitu status sosial ekonomi yang rendah, tingkat pendidikan ibu yang rendah, umur ibu yang melebihi 30 tahun atau kurang dari 20 tahun, paritas pertama dan paritas ke 5 dan lebih, kehamilan di luar perkawinan, kehamilan tanpa pengawasan antenatal, gangguan gizi dan anemia dalam kehamilan, ibu dengan anamnesis kehamilan dan persalinan sebelumnya yang tidak baik misalnya kehamilan dan persalinan yang berakhir dengan kematian janin, kematian bayi yang dini, atau kelahiran bayi BBLR, riwayat persalinan yang diakhiri dengan tindakan bedah atau yang berlangsung lama.riwayat kehamilan dan persalinan dengan komplikasi medik atau obstetrik, riwayat inkompatibilitas darah janin dan ibu. 6) 
Menurut Sarimawar Djaja (2003) pada studi mortalitas SKRT 2001 tentang Penyakit Penyebab Kematian Bayi Baru Lahir (neonatus) dan Sistem Pelayanan Kesehatan yang berkaitan di Indonesia memperolah hasil bahwa  untuk karakteristik ibu sebelum dan ketika hamil, kematian neonatal banyak terjadi pada kelompok umur 20-39 tahun, pada anak pertama dan pada ibu dengan paritas 3 ke atas. Untuk Paritas, kehamilan ke dua dan ketiga adalah paling tidak menyulitkan, sedangkan komplikasi meningkat setelah anak ketiga. Sedangkan ibu yang mengalami gangguan kesehatan ketika hamil (ibu hamil dengan anemia) adalah 7,5% terjadi kematian neonatal. 7)
Nuchsan Umar Lubis dalam penelitian retrospektif Pola Distribusi Penderita di Bagian Perinatologi Anak, RSU Langsa Januari-Desember 1998 menyatakan bahwa dari segi kepentingan bayi, seksio caesaria sering dilakukan untuk mengatasi keadaan gawat janin. Dengan tindakan ini, diharapkan angka kesakitan dan kematian perinatal dapat dikurangi. 8) 
Berdasarkan SKRT 2001 sebab kematian neonatal adalah : BBLR (29%), Asfiksia (27%), masalah pemberian minum (10%), tetanus neonatorum (10%), gangguan hematologik (6%), infeksi (5%), lain-lain 913%).9)
Di Jawa Tengah, berdasarkan profil kesehatan Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah tahun 2005 jumlah kematian bayi 14,23/1000 Kelahiran hidup (2004), 23,71/1000 kelahiran hidup (2005).
Untuk Kabupaten Sukoharjo, jumlah kematian bayi berada pada urutan ke 23 dari 35 Kabupaten/kota Jawa Tengah. Namun, bila dilihat dari data jumlah kematian dari tahun ke tahun terjadi kecenderungan meningkat.  Pada 2002, jumlah kematian 1,32/1000 kelahiran hidup, tahun 2003 sebanyak !,36/1000 kelahiran hidup dan tahun 2004 sebanyak 1,88/1000 kelahiran hidup. Sedangkan bila dilihat dari penyebab kematian yaitu 51,78% asfiksia, 30,4% karena BBLR, dan 17,8 % karena kelainan kongenital. 10) 
Dengan melihat adanya kecenderungan peningkatan Angka kematian Bayi tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti faktor-faktor Ibu yang berhubungan dengan kematian perinatal, khususnya faktor karakteristik ibu hamil.

B.     Perumusan masalah.
Berdasar dari latar belakang tersebut dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : ’’Adakah hubungan faktor karakteristik ibu hamil dengan kematian perinatal di Kabupaten Sukoharjo ”.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Hubungan Faktor Karakteristik Ibu Hamil Dengan Kematian Perinatal Di Kabupaten Sukoharjo"

Posting Komentar