KARYA TULIS
WIDYA WISATA BANDUNG – JAKARTA
MOTTO
§ Jangan pernah menurutkan hawa nafsu
karena sebenarnya itu semua bujukan setan
§ Kesuksesan bukan berawal dari harta
benda tetapi kesuksesan adalah berawal dari usaha dan do’a.
§ Rajin pangkal pandai, malas pangkal
bodoh.
§ Menuntut ilmu di masa kecil ibarat
mengukir diatas batu, menuntut ilmu ketika dewasa ibarat mengukir diatas air.
§ Tak akan pernah bersuara ketika ilmu
dibuang, tak akan pernah menonjol ketika ilmu disaku, tetapi akan kelihatan
hikmah luar biasa bila bisa menggunakan ilmu dengan cara sebenarnya.
PERSEMBAHAN
Karya tulis ini dipersembahkan untuk :
§ Orang tua tercinta
§ Guru – guru pembimbing SMK Sahid
§ Kakak – kakak kelas 2 dan 3 yang
tercinta
§ Teman – teman tercinta
§ Pembaca yang budiman
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, atas Berkat dan Rahmat Allah SWT kami panjatkan. Karena kuasa
dan bantuannya pada kami sehingga kami mampu menyelesaikan tugas yang diberikan
oleh guru pembimbing Bapak Agus setiyoko S.H. terima kasih untuk semua yang
membantu kami dalam menghadapi semua kesulitan dan masalah yang kami dan terima
kasih untuk :
1.
Bapak
Marwahyudi S.Pd.,M.T. selaku bapak kepala sekolah
2.
Ibu
Magdalena A.Md, selaku wali kelas X Aph 1
3.
Bapak
Agus setiyoko, Ibu Emy Handayani, Ibu indah Rohmawati selaku guru pembimbing.
Kami sadar bahwa kami tidak dapat menyelesaikan tugas ini tanpa bantuan
orang orang yang mendukung kami. terima kasih atas saran dan kritik membangun
yang di berikan kepada penulis demi perbaikan penulisan karya tulis berikutnya.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................
HALAMAN MOTTO......................................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN.....................................................................
HALAMAN KATA PENGANTAR...............................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................
A.
Latar
Belakang...........................................................................
B.
Pembatasan
Masalah..................................................................
C.
Tujuan
.......................................................................................
BAB II LANDASAN TEORI......................................................................
BAB III METODE PENELITIAN................................................................
A.
Jenis
Penelitian...........................................................................
B.
Metode
Pengumpulan Data.......................................................
C.
Data
dan Sumber Data...............................................................
D.
Teknik
Analisis...........................................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN....................................................................
A.
Sejarah
Museum Geologi...........................................................
B.
Sejarah
Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.............................
C.
Sejarah
singkat sari ater (Ciater)................................................
D.
Sejarah
SMK Sahid Jakarta.......................................................
E.
Sejarah
Taman Mini Indonesia Indah........................................
BAB V PENUTUP.......................................................................................
LAMPIRAN – LAMPIRAN...........................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
- Di bandung mempunyai banyak wisata yang hams diketahui siswa
- Di Jakarta juga banyak wisata dan seni bersejarah
- Museun geologi adalah salah satu museum bersejarah yang berada di bawah perlindungan pemerintah
B. PEMBATASAN MASALAH
1.
Keterbatasan
waktu yang menjadi kendala
2.
Penulis
kurang memahami setiap sejarah yang di kunjungi
3.
Kemampuan
penulis yang kurang mengidentifikasi karangan tresebut
C.
TUJUAN
1.
Agar
menambah wawasan bagi siswa
2.
Siswa
ingin tahu apa saja yang terdapat di dalam bandung-jakarta
3.
Siswa
ingin tahu berapa banyak turis yang berlibur di bandung-jakarta
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
MUSEUM GEOLOGI
Berbagai koleksi geologi dan pertambangan terlengkap
di indonesia dapat dijumpai di museum Geologi Bandung yang diresmikan pada 16 Mei
1929 museum ini semula mempakan laboratorium, memiliki ragam koleksi bantuan,
mineral, meteorit, fosil dan artetak yang telah dikumpulkan sejak 1850 an.
B.
SEJARAH SEKOLAH TINGGI PARIWISATA
BANDUNG
STP Bandung bekerjasama dengan berbagai perguruan
tinggi, baik dalam negeri maupun luar di negeri dalam mengembangkan
program-program pendidikannya pada tingkat D-III dan D-IV dan Magister Manajemen
Pariwisata. Program pendidikan yang diselenggarakan di STP Bandung adalah
program yang menekankan pada pencapaian keterampilan dari sebuah ilmu.
Pencapaian keterampilan tersebut diperkaya dengan Praktik Laboratorium, Studi
Lapangan dan Praktek Kerja Nyata.
C.
SEJARAH SARI ATER (CIATER)
Fasilitas wisata pendukung kegiatan wisata di daerah
ini sangat lengkap, dimulai dari pusat mformasi, hotel, restauran, taman
bermain anak, mushola, tempat parkir dan kolam renang tersedia di tempat ini.
Objek wisata alam dengan suguhan udara pegunungan yang dingin serta pemandangan
perkebunan teh yang luas, semakin menambah nilai pengalaman yang dalam ketika
wisatawan berkunjung ke daerah ini.
D.
SEJARAH SMK SAHID JAKARTA
Keberadaan SMK Sahid saat ini tidak terlepas dari misi
Yayasan Sahid Jaya dengan Ketua Umum Bpk. Prof. DR. H. Sukamdani S.
Gitosardjono dibantu Ibu Hj. Julia Sukamdani sebagai Wakil Ketua Umum
menyelenggarakan Pendidikan Umum; Pendidikan Ketrampilan; Kursus Kejuruan, penataran
dan Tempat Tempat Latihan Kerja. Sebagai usaha pertama Sahid Jaya mendirikan akademi
Perhotelan dan Pariwisata Sahid pada tgl 23 Maret 1983 yang kemudian
dikembangkan menjadi Universitas Sahid pada tgl 14 Maret 1988.
E.
Sejarah TMII
TMII memiliki logo yang pada intinya terdiri atas
hurufTMII, Singkatan dari "Taman Mini Indonesia indah". Sedangkan
maskotnya berupa tokoh wayang Hanoman yang dinamakan NITRA (Anjani Putra).
Maskot Taman Mini "Indonesia Indah" ini diresmikan penggunaannya oleh
Ibu Tien Soeharto, faertepatan dengan dwi windu usia TMII, pada tahun 1991.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. SEJARAH MUSEUM GEOLOGI
Berbagai koleksi geologi dan pertambangan terlengkap
di Indonesia dapat dijumpai di museum Geologi Bandung yang di resmikan pada 16
mei 1929 museum ini semula merupakan laboratorium, memiliki ragam koleksi
bantuan, mineral, meteorit, fosil dan artetak yang telah dikumpulkan sejak 1850
an.
Koleksi keunggulan yang terkenal adalah fosil manusia
purba Homo erectus, fosil gajah purba stegodon trigonocephalus, tyannosaurus
rex. Kapan dan bagaimana bumi kita terbentuk, sejarah kehidupan dari masa ke
masa, fenomena geologi Indonesia serta hubungan geologi dengan kehidupan
manusia, dapat juga di pelajari disini. Berbagai pameran, penyuluan, dan
kegiatan riset juga dilakukan di museum ini.
B. SEJARAH SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG
STPB (Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung) dahulu
dikenal dengan nama NHI (baca : eNHaii) adalah Perguruan Tinggi yang bernaung
dibawah Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif sedang secara teknis
akademis dibina oleh Kementerian Pendidikan Nasional.
Sebagai sebuah lembaga tinggi milik Pemerintah, STP
Bandung bertujuan untuk menyiapkan tenaga-tenaga profesional dibidang
pariwisata sebagai aset nasional yang berkualitas intemasional, kreatif,
berjiwa wirausaha berkepribadian Indonesia dan berbudi luhur. STP Bandung
bekerjasama dengan berbagai perguruan tinggi, baik dalam negeri maupun luar di
negeri dalam mengembangkan program-program pendidikannya pada tingkat D-III dan
D-IV dan Magister Manajemen Pariwisata. Program pendidikan yang diselenggarakan
di STP Bandung adalah program yang menekankan pada pencapaian keterampilan dari
sebuah ilmu. Pencapaian keterampilan tersebut diperkaya dengan Praktik
Laboratorium, Studi Lapangan dan Praktek Kerja Nyata.
1. Visi
Menjadi Institusi Pendidikan Tinggi Kepariwisataan terkemuka di Dunia
yang tetap berkepribadian Indonesia pada tahun 2016.
2. Misi
a.
Meningkatkan
kualitas pendidikan dan pengajaran dibidang pariwisata melalui pengembangan
kapasitas belajar.
b.
Meningkatkan
kualitas dan ragam penelitian untuk pengembangan keilmuan dan teknologi
kepariwisataan berbasis kearifan lokal.
c.
Meningkatkan
kapasitas aplikasi keilmuan pariwisata melalui pengabdian masyarakat dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan.
d.
Memposisikan
diri sebagai agen pembaharu dalam mendorong kemandirian pembangunan
kepariwisataan nasional.
e.
Berperan
sebagai simpul utama jejaring pendidikan tinggi kepariwisataan indonesia.
3. Grand Strategi
1.
Membangun
SDM yang professional dan berkualitas Intemasional dibidang Kepariwisataan
2.
Membangun
organisasi pendidikan yang efektif, efisien dan akuntabel
3.
Membangun
jejaring kerja dengan stakeholders di dalam dan di luar negeri
4.
Mengembangkan
penelitian dan pengabdian dibidang kepariwisataan untuk masyarakat dan industri
4. Sejarah
Cikal bakal Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (STPB),
bermula dari didirikannya Sekolah Kejuruan Perhotelan (SKP) pada tahun 1959
yang merupakan sekolah kejuman menengah atas kejuman di bawah naungan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
§ Pada tahun 1962 sekolah ini berubah
menjadi Sekolah Kejuman Perhotelan dan Perestoranan (SKPP) di bawah Departemen
Perhubungan Darat.
§ 11 Maret 1963, didirikan Akademi
Perhotelan dan Perestoranan (APP) dengan lama pendidikan 3 tahun sebagai
kelanjutan dari SKP.
§ 8 Maret 1965, Akademi ini (APP)
berubah namanya menjadi Akademi Perhotelan Nasional (APN), yang merupakan
pendidikan tinggi pertama di indonesia dalam bidang Perhotelan.
§ 7 Maret 1967, Departemen Perhubungan
kemudian menggabungkan APN dan SKPP menjadi Pusat Pendidikan Kepariwisataan
(PUSDIKPAR).
§ 6 Januari 1970, kemudian berubah
kembali menjadi Akademi Perhotelan Nasional (APN).
§ 21 Juli 1973, APN berubah nama
menjadi NHI (National Hotel Institute) atau Pusat Pendidikan Perhotelan, karena
pada tahun itu Pemerintah Indonesia mengadakan kerjasama dengan pemerintah
Swiss dalam bidang pendidikan perhotelan. Sistem pendidikan yang digunakan
adalah program diploma I, II dan III. Nama institusi ini (NHI) masih dikenal
khalayak ramai hingga saat ini.
§ 21 Juli 1979, sejalan dengan
kebutuhan tenaga kerja dibidang Pariwisata, NHI dikembangkan menjadi National
Hotel & Tourism Institute (NHTI) dengan penambahanjurusan pada Jurusan
Usaha Perjalanan (Tours and Travel) dan Bina Wisata (Tourism Management).
§ 11 November 1981, NHTI berubah
menjadi Balai Pendidikan dan Latihan Pariwisata Bandung (BPLP Bandung) yang
bemaung di bawah Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi.
§ 1 November 1993, untuk meningkatkan
kualitas pendidikan pariwisata di Indonesia berdasarkan Keputusan Presiden
Republik Indonesia No. 101 tahun 1993 yang dikeluarkan pada tanggal 1 November
1993, BPLP Bandung berubah menjadi Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (STPB)
dengan penambahan pendidikan Diploma IV.
5. Kedudukan STP Bandung
Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia
No. 101 Tahun 1993 Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No.
KM52/DL.107/MPPT-95.
Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung adalah Perguruan
Tinggi yang menyelenggarakan Program Pendidikan Profesional dibidang Pariwisata
Kedudukan Perguruan Tinggi Kedinasan yang diselenggarakan oleh Kementerian
Kebudayaan dan Ekonomi Kreatif, Pembinaan Teknis Akademika dilakukan oleh
Mendiknas, cq Dirjen DIKTI.
Berdasarkan Keputusan Presiden No. 59/P/2011 tanggal
18 Oktober 2011 tentang Penunjukan Pejabat Menteri, bahwa Kementerian
Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) mengalami perubahan menjadi Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (KemenParekraf).
Pimpinan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
a.
1962
-1964, A. WIDAGDO, Direktur Akademi Perhotelan Perestoranan (APP)
b.
1964
-1966, Drs. HARI HARTONO (Aim), Direktur Akademi Perhotelan Nasional (APN)
c.
1967
- 1969, Drs. SOKARSONO, Direktur Akademi Perhotelan Nasional (APN)
d.
1967
-1969, Kol. Cad GOENADI, Direktur Akademi Perhotelan Nasional (APN)
e.
1969
-1973, Drs. HANAFI, Direktur Akademi Perhotelan Nasional (APN)
f.
1973
-1976, Drs. HARI HARTONO, Direktur Pusat Pendidikan Perhotelan (NHI)
g.
1976
-1978, Drs. I GEDE ARDIKA, Direktur Pusat Pendidikan Perhotelan (NHI)
h.
1978
-1982, Drs. ACEP HIDAYAT, Direktur Pusat Pendidikan Perhotelan dan Pariwisata
(NHTI)
i.
1982
-1988, NICO KARL LEGOH, Kepala Balai Pendidikan dan Latihan Pariwisata (BPLP)
j.
1988
-1993, Drs. DEMSON R.H GOELTOM, Kepala Balai Pendidikan dan Latihan Pariwisata
(BPLP)
k.
1993
-1998, Drs. DEMSON R.H GOELTOM, Pelaksana Harian Ketua Sekolajh Tinggi
Pariwisata Bandung (STPB)
l.
1998
-1998, Drs. WIM PANGKEREGO, Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (STPB)
m.
1998
- 2005, Drs. I WAYAN BENDHI, BA., Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
(STPB)
n.
2005
- 2009, Dra. UPIEK HAERYAH SADKAR, M.Sc., Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata
Bandung (STPB)
o.
2009
- 2011, Drs. DJONI SOFYAN ISKANDAR, MM., Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata
Bandung (STPB)
p.
2011
- sekarang, Drs. NOVIENDI MAKALAM, MA. Ketua Sekolah Tinggi Pariwiata Bandung
(STP
C. Sejarah Air Sari Ater (CIATER)
Kolam pemandian air panas yang sudah terkenal ke
seluruh pelosok penjum Jawa Barat yang sering dijadikan tempat bersantai
bersama keluarga ini sangat layak untuk anda kunjungi sebagai salah satu tempat
paling favorit di Kabupaten Subang dengan koordinat 6o44,271'S
107°39,162'E. Mata air panas kolam pemandian Ciater berasal dari kawah aktif
gunung tangkuban perahu yang letaknya tidak terlalujauh dari obyek wisata ini.
Selain dialirkan ke pamandian, air dari mata air
tersebut mengalir melalui sungai sepanjang 2000 m yang kemudian menjadi dingin
dan digunakan untuk kepentingan pengairan lahan persawahan. Konon menurut petani
setempat air ini dapat mempengaruhi mutu panen dari pada menggunakan air biasa.
Selain suasana yang nyaman di kolam pemandian Ciater,
air di tempat ini mempunyai manfaat terapi kesehatan dengan kandungan belerang
ideal yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti kelumpuhan, rematik,
gangguan syaraf, tulang dan berbagai renyakit kulit bila dilakukan secara
teratur.
Fasilitas wisata pendukung kegiatan wisata di daerah
ini sangat lengkap, dimulai dari pusat informasi, hotel, restauran, taman
bermain anak, mushola, tempat parkir dan kolam renang tersedia di tempat ini.
Objek wisata alam dengan suguhan udara pegunungan yang drngm serta pemandangan
perkebunan teh yang luas, semakin menambah nilai pengalaman yang dalam ketika
wisatawan berkunjung ke daerah ini.
Dan Terminal Ledeng (Bandung) gunakan kendaraan jurusan Ledeng Lembang,
lanjutkan perjalanan mengunakan kendaraan Lembang Subang, berhenti di Jalan
Cagak Kampung Ciater, sekitar 30 menit perjalanan dari terminal Lembang.
D. SEJARAH SMK SAHID JAKARTA
Keberadaan SMK Sahid saat ini tidak terlepas dari misi
Yayasan Sahid Jaya dengan Ketua Umum Bpk. Prof. DR. H. Sukamdani S.
Gitosardjono dibantu Ibu Hj. Julia Sukamdani sebagai Wakil Ketua Umum menyelenggarakan
Pendidikan Umum; Pendidikan Ketrampilan; Kursus Kejuruan, Penataran dan Tenpat-Tempat
Latihan Kerja.
Sebagai usaha pertama Sahid Jaya mendirikan Akademi
Perhotelan dan Pariwisata Sahid pada tgl 23 Uaret 1983 yang kemudian
dikembangkan menjadi Universitas Sahid pada tgl 14 Maret 1988.
Tahun 1991/1992 Sekolah Menengah Industri Pariwisata
memulai misinya bertempat di Komplek BPKw RIA Pembangunan, Kramat Jati, Jakarta
Timur.
Tanggal 14 Maret SMK Sahid resmi bertempat di Jl. H. Baping Kav. 42/43
Ciracas - Jakarta Timur :engan gedung megah, fasilitas pendukung: laboratorium
komputer, bahasa, kitchen, tour & travel, front r-^ce, model room serta
staf pengajar yang berpengalaman dan berdedikasi tinggi memungkinkan siswa SMk
mengembangkan wawasan pengetahuan dan pengalaman sehingga lulusan SMK Sahid
akan Tipu menjawab tantangan dunia Pariwisata secara Profesional.
E. SEJARAH TMII
1. Arti TMII
Arti Taman Mini "Indonesia Indah" adalah
satu proyek untuk mencitrakan Indonesia yang lengkap dengan segala isinya dalam
bentuk mini, bempa sebuah taman di atas sebidang tanah yang menggambarkan
Indonesia yang besar ke dalam penampilan yang kecil.
Bangunan pokok bempa danau buatan dengan pulau-pulau
yang menggambarkan wilayah Indonesia. Kepulauan buatan tersebut mempakan bagian
terpenting dari proyek ini dan disebut Miniatur Arsipel Indonesia. Pulau-pulau
dibangun secara geografis di atas laut buatan sesuai dengan skala asli, dalam
arti tinggi rendah daratan, hutan, keadaan gunung-gunung, dan
tumbuh-tumbuhannya terlihat seperti perwujudan sesungguhnya. Danau kepulauan
ini, berikut bangunan-bangunan khas daerah di sekitamya, secara keseluruhan
dinamakan Taman Mini "Indonesia Indah".
2. Visi, Misi dan Tujuan
Visi proyek adalah menjadikan Taman Mini
"Indonesia Indah" sebagai kawasan wisata budaya yang terkemuka.
Dengan visi tersebut, TMII menetapkan misinya sebagai
wahana pelestarian, pengenalan, dan pengembangan budaya bangsa. Oleh karena
itu, sasaran pembangunannya tidak menitikberatkan pada keuntungan finansial
melainkan pengembangkan kebudayaan nasional.
Maksud dan tujuan pembangunan Taman Mini "Indonesia Indah":
§ Membangun dan mempertebal rasa cinta
bangsa dan tanah air.
§ Memupuk serta membina rasa persatuan
dan kesatuan bangsa.
§ Menghargai serta menjunjung tinggi
kebudayaan nasional Indonesia dengan jalan menggali dan menghidupkan kembali
kebudayaan yang diwariskan oleh nenek moyang.
§ Memperkenalkan kebudayaan, kekayaan
alam, dan warisan bangsa kepada sesama anak bangsa Indonesia dan bangsa-bangsa
lain di dunia.
§ Memanfaatkan untuk menarik wisatawan,
dengan demikian meningkatkan
§ kegiatan pariwisata, sarana promosi
bagi tiap-tiap daerah di seluruh tanah air, dan menghidupkan kerajinan rakyat
di seluruh daerah, menampung dan mengatur pemasarannya.
§ Ikut aktif membantu pemerintah dalam
pelaksanaan pembangunan dengan mempersembahkan suatu tempat rekreasi yang
bersifat pendidikan kepada masyarakat Indonesia.
Taman Mini Indonesia Indah (TMII) merupakan suatu
kawasan taman wisata bertema budaya Indonesia di Jakarta Timur. Area seluas
kurang lebih 150 hektar atau 1,5 kilometer persegi ini terletak pada koordinat
6°18'6.8"LS,106°53'47.2"BT. Taman ini merupakan rangkuman kebudayaan
bangsa Indonesia, yang mencakup berbagai aspek kehidupan sehari-hari masyarakat
26 provinsi Indonesia (pada tahun 1975) yang ditampilkan dalam anjungan daerah
berarsitektur tradisional, seta menampilkan aneka busana, tarian dan tradisi
daerah. Disamping itu, di tengah-tengah TMII terdapat sebuah danau yang
menggambarkan miniatur kepulauan Indonesia di tengahnya, kereta gantung,
berbagai museum, dan Teater IMAX Keong Mas dan Teater Tanah Airku), berbagai
sarana rekreasi ini menjadikan TMIII sebagai salah satu kawasan wisata
terkemuka di ibu kota.
3. Sejarah
Gagasan pembangunan suatu miniatur yang memuat
kelengkapan Indonesia dengan segala isinya ini dicetuskan oleh Ibu Negara, Siti
Hartinah, yang lebih dikenal dengan sebutan Ibu Tien Soeharto. Gagasan ini
tercetus pada suatu pertemuan di Jalan Cendana no. 8 Jakarta pada tanggal 13
Maret 1970. Melalui miniatur ini diharapkan dapat membangkitkan rasa bangga dan
rasa cinta tanah air pada seluruh bangsa Indonesia.[2] Maka dimulailah suatu
proyek yang disebut Proyek Miniatur Indonesia "Indonesia Indah", yang
dilaksanakan oleh Yayasan Harapan Kita.
TMII mulai dibangun tahun 1972 dan diresmikan pada
tanggal 20 April 1975. Berbagai aspek kekayaan alam dan budaya Indonesia sampai
pemanfaatan teknologi modem diperagakan di areal seluas 150 hektar. Aslinya
topografi TMII agak berbukit, tetapi ini sesuai dengan keinginan perancangnya.
Tim perancang memanfaatkan ketinggian tanah yang tidak rata ini untuk
menciptakan bentang alam dan lansekap yang kaya, menggambarkan berbagai jenis
lingkungan hidup di Indonesia.121
4. Logo dan maskot
TMII memiliki logo yang pada intinya terdiri atas
hurufTMII, Singkatan dari "Taman Mini Indonesia Indah". Sedangkan
maskotnya berupa tokoh wayang Hanoman yang dinamakan NITRA (Anjani Putra).
Maskot Taman Mini "Indonesia Indah" ini diresmikan penggunaannya oleh
Ibu Tien Soeharto, bertepatan dengan dwi windu usia TMII, pada tahun 1991.
Di Indonesia, hampir setiap suku bangsa memiliki
bentuk dan corak bangunan yang berbeda, bahkan tidak jarang satu suku bangsa
memiliki lebih dari satu jenis bangunan tradisional. Bangunan atau arsitektur
tradisional yang mereka buat selalu dilatarbetakangi oleh kondisi lingkungan
dan kebudayaan yang dimiliki. Di TMII, gambaran tersebut diwujudkan melalui
Anjungan Daerah, yang mewakili suku-suku bangsa yang berada di 33 Provinsi
Indonesia. Anjungan provinsi ini dibangun di sekitar danau dengan miniatur
Kepulauan Indonesia, secara tematik dibagi atas enam
zona; Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara, Maluku dan
Papua. Tiap anjungan menampilkan bangunan khas setempat. Anjungan inijuga
menampilkan baju dan pakaian adat, busana pemikahan, baju tari, serta artefak
etnografi seperti senjata khas dan perabot sehari-hari, model bangunan, dan
kerajinan tangan. Semuanya ini dimaksudkan untuk memberi mformasi lengkap
mengenai cara hidup tradisional berbagai suku bangsa di Indonesia. Setiap
anjungan provinsi juga dilengkapi panggung, amfiteater atau auditorium untuk
menampilkan berbagai tarian tradisional, pertunjukan musik daerah, dan berbagai
upacara adat yang biasanya digelar pada hari Minggu. beberapa anjungan juga
dilengkapi kafetaria atau warung kecil yang menyajikan berbagai Masakan
Indonesia khas provinsi tersebut, serta dilengkapi toko cinderamata yang
menjual berbagai kerajinan tangan, kaus, dan berbagai cinderamata.
Sejak tahun 1975 hingga tahun 2000 rancangan asli TMII
terdiri atas anjungan rumah adat dari 27 provinsi di Indonesia, termasuk Timor
Timur. Akan tetapi setelah Timor Leste merdeka dan memisahkan diri dari
Indonesia pada tahun 2002, status anjungan Timor Timur berubah menjadi Museum
Timor Timur. Selain itu karena kini Indonesia terdiri atas 33 provinsi,
anjungan-anjungan provinsi baru seperti Bangka Belitung, Banten, Sulawesi
Barat, Maluku Utara, Gorontalo, Kepulauan Riau, dan Papua Barat telah dibangun
di sudut Timur Laut TMII, walaupun ukuran dan luas anjungan provinsi baru ini
jauh lebih kecil dari anjungan provinsi yang telah dibangun sebelumnya.
5. Bangunan keagamaan
Bangunan keagamaan diwakili oleh beberapa rumah ibadah
agama resmi yang diakui di Indonesia, hal ini untuk menggambarkan toleransi dan
keselarasan hubungan antar agama di Indonesia. Bangunan-bangunan keagamaan
antara lain:
§ Masjid Pangeran Diponegoro
§ Gereja Katolik Santa Catharina
§ Gereja Protestan Haleluya
§ Pura Penataran Agung Kertabhumi
§ Wihara Arya Dwipa Arama
§ Sasana Adirasa Pangeran Samber Nyawa
§ Kuil Konghucu Kong Miao
BAB V
PENUTUP
Dengan memanjatkan puji dan puja syukur kepada tuhan yang maha esa,
penulis telah berhasil dalam menyelesaikan karya tulis ini dengan dan tanpa
mengalami gangguan atau masalah yang sulit dan berarti.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak / ibu guru yang telah
banyak membimbing dan memberi penjelasan serta nasehat dan juga memberi
pengarahan kepada penulis. tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Kepala sekolah SMK SAHID surakarta. dan semua yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan Karya Tulisnya.
Harapan penulis, semoga Karya Tulis ini, bisa berkenan di hati para
membaca yang budiman. Walau dalam penggarapan Karya Tulis ini penulis banyak
membuat kesalahan.
Untuk itu kiranya para pembaca yang budiman man memberi maafjika terjadi
kesalahan yang tanpa sengaja penulis lakukan
Sekali lagi penulis ucapkan terima kasih atas pihak yang telah membantu
proses pembuatan karya Tulis ini.
Belum ada tanggapan untuk "KARYA TULIS WIDYA WISATA BANDUNG – JAKARTA"
Posting Komentar