Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Leukorea Patologis

Latar Belakang
Keputihan merupakan salah satu masalah yang cukup berpengaruh pada wanita. Secara fisiologis keputihan adalah suatu hal yang normal dan tidak menganggu, tetapi apabila berlebihan dan disertai dengan keluhan lain seperti rasa gatal, dan rasa nyeri pada saat berhubungan seksual maka keputihan dapat menganggu aktifitas dan keharmonisan rumah tangga. (1)
 Keputihan yang patologis dapat disebabkan oleh kandidiasis vagina, trichomoniasis vagina, vaginosis bakterialis, gonore ataupun adanya benda asing. (1)
Bimantara DC (2000) melaporkan bahwa keputihan merupakan keluhan yang paling banyak ditemui pada kelompok pemakai AKDR CuT  – 380 A yaitu sebanyak 30 %. (2)
Keputihan dijumpai lebih banyak pada kelompok akseptor ADKR yaitu sebanyak 24 orang (80%) Hal ini disebabkan karena pada kelompok akseptor AKDR, dengan adanya AKDR, dapat menimbulkan terjadinya reaksi terhadap benda asing dan memicu pertumbuhan jamur kandida yang semula saprofit menjadi patogen sehingga terjadi kandidiasis vagina dengan gejala timbulnya keputihan yang berlebihan. (3)
Angka kejadian akseptor KB di Indonesia pada tahun 2003 menurut data yang ada mencapai 102,8% dengan klasifikasi untuk KB suntik 35,2%, pil 28,1%, IUD 18,8%, implant 14,2%, sterilisasi 5,5%, dan kontrasepsi lain 1,0% (4)
Data Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen Tahun 2008 jumlah akseptor KB IUD sebanyak 10.365 orang , dari akseptor IUD tersebut dijumpai kasus leukorea pathologis sebanyak 1010 orang (9,7 %).(5)
Berdasarkan data Akseptor KB di Polindes An-Nisa pada tahun 2008, jumlah akseptor KB di Polindes tersebut sejumlah 626 dimana jumlah akseptor IUD sebanyak 52 akseptor (8.3%), berada urutan ke-4 setelah kontrasepsi suntik 251 akseptor (40,1%), implant 198 akseptor (31,6%) dan pil 125 akseptor (20%).  Dari keseluruhan akseptor dijumpai kasus leukorea pathologis terbanyak pada pemakai kontrasepsi IUD (32 orang). (6)
Hasil  survey pendahuluan yang dilakukan di Polindes An-Nisa Desa Karangasem, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen, dari 10 akseptor KB yang mengalami leukorea pathologis sebanyak 6 orang (60%). Dari 6 orang tersebut, 5 orang memakai IUD jenis CuT 380 A, serta kurang menjaga kebersihan  dan 1 orang memakai IUD jenis Lippes Loop, serta sering gonta – ganti pasangan..
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian leukorea patologis pada akseptor IUD di Polides An-Nisa Desa Karangasem, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen Tahun 2010”.
 

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Leukorea Patologis"

Posting Komentar