FUNGSI BAHASA, MATEMATIKA DAN LOGIKA UNTUK KETAHANAN INDONESIA DALAM ABAD 20 DIJALAN RAYA BANGSA-BANGSA


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Di abad modern ini, Indonesia menghadapi masa yang sangat berat, karena tanah air kita letaknya dijalan raya bangsa-bangsa. Lokasi ini, di samping soal strategi juga mempunyai hubungan mutlak dengan kekayaan alam.
Kebudayaan negara Barat saat ini membanjiri bangsa Indonesia yang sudah sekian lama berkembang. Isi kebudayaan tersebut adalah organisasi so­sial, politik, ekonomi, pendidikan ilmu pengetahuan teknologi dan lain-lain soal lagi. Budaya yang membanjiri membawa pengaruh banjir tersebut merupakan suatu problema sosial yang menyeluruh, dari lapisan masyarakat paling atas sampai lapisan yang paling bawah. Dari soal-soal yang sangat perifir, sampai soal-soal yang sa­ngat sentral.
Adanya banjir budaya tersebut tidak hanya merupakan suatu soal akademis saja melainkan akan menginventarisir banjir budaya negerti kita, supaya bangsa Indonesia dapat menghadapi banjir budaya tersebut tanpa kehilangan identitas nasionalnya, yang mana dapat digunakan sebagai benteng ketahanan dari dunia luar.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dapat mengemukakan apa fungsi bahasa, matematika dan logika untuk ketahanan bangsa Indonesia di Abad Globalisasi Budaya ?


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Fungsi Bahasa
Di bumi ini semua manusia mempunyai bahasa. Pemilikan bahasa konseptual ini membedakan manusia dari lain-lain isi alam semesta. Da­lam rangka kehidupan manusia maka fungsi bahasa yang paling dasar ada­lah menjelmakan pemikiran konseptual ke dalam dunia kehidupan. Kemudian penjelmaan tersebut menjadi landasan untuk suatu perbuatan. Perbuatan ini menyebabkan terjadinya hasil, dan akhirnya hasil ini dinilai. Mungkin pula penilaian hasil ini mempengaruhi kembali pemikiran konseptual dan menyebabkan pengaruh selanjutnya yang struktur dan dinamika-dinamika serupa. Dengan demikian maka terjadi rangkaian bersambung terus-menerus.
Bila pemikiran konseptual tidak dinyatakan dalam bahasa, maka orang lain tidak akan mengetahui pemikiran tersebut. Ada kemungkinan pula, pemikiran langsung dijelmakan dalam perbuatan, yang kemudian ditiru oleh orang lain.
Kemajuan manusia berdasarkan rangkaian pemikiran konseptual yang dinyatakan dalam bahasa kemudian pelaksanaan konsep-konsep yang telah dinyatakan dalam bahasa. Pelaksanaan menjadi suatu hasil dan hasil ini dinilai. Oleh karena itu antara pemikiran dan bahasa ada pengaruh timbal balik. Kalau pemikiran dinyatakan dalam bahasa maka dapat diteliti apakah antara pemikiran dan bahasa ada kongruensi.
Sebaliknya dalam rangka tujuan pengetahuan (knowledge) dan Ilmu Pengetahuan (science) maka perlu dilatih dalam discriptive dan pro-positional language yang memenuhi tata bahasa dan logika. Tergantung dari tingkat. kemampuan dalam menyusun descriptive dan propositional language, dapat dinilai. kemampuan pemikiran dalam lapangan penge­tahuan, ilmu pengetahuan.
Di samping soal yang umum, maka untuk Indonesia yang baru merdeka beberapa puluh tahun, dan menghadapi banjirnya kebudayaan Barat ini, ada tugas lain. Kebudayaan Barat sudah berkembang semenjak ± 1500 tahun dan sekarang pengetahuan dan ilmu pengetahuan sedang berkembang dengan pesatnya. Perkembangan selama 1500 tahun tadi disertai perkembangan bahasa yang mampu untuk menyatakan pemikiran yang melandasinya. Kita mengetahui, bahwa perkembangan tersebut menciptakan bahasa da­lam tiap segi pengetahuan yang berbeda dengan segi lain. Dan tiap segi mempunyai perkataan baru.
Oleh karena kita menghadapi banjirnya ilmu pengetahuan dan penge­tahuan tersebut, maka mau tidak mau kita harus mempelajari soal-soal tersebut. Tiap ilmu pengetahuan menciptakan jargon tersendiri. Semua jargon pengetahuan dan semua simbul-simbul dari semua ilmu penge­tahuan harus kita kuasai pula. Tanpa menguasai jargon dan simbul-sim­bul tersebut tidak mungkin kita dapat menguasai pengetahuan tersebuti.
Dalam keadaan demikian sebenarnya kalau ditinjau secara logis, maka lebih cepat dan bermanfaat untuk Indonesia bila pelajaran bahasa asing diperdalam dan diperluas. Pelajaran bahasa Inggris diperdalam sebab ilmu pengetahuan memang menuntut bahasa descriptive dan propositional yang eksak. Diperluas, oleh karena banjir kebudayaan Barat melanda semua lapisan masyarakat. Sebaliknya, soal yang logis dan riil ini tidak sesuai dengan politik yang Indonesia sentris, dan mengabaikan logika dan realitas. Logika diabaikan oleh karena umum menganggap bahwa logika hanya menguasai lapangan falsafah dan teori ilmu pengetahuan. Tetapi kalau tiap keputusan mem­punyai konsekuensi dalam masyarakat, maka konsekuensi adalah perkata­an lain dari logika. Sebab dalam logika selalu dibahas soal yang implisit. menjadi eksplisit dan proses analisa dari implisit menjadi eksplisit adalah analisa menuju konsekuensi.

B.     Fungsi Matematika
Hampir dapat dikatakan bahwa fungsi matematika sama luasnya dengan fungsi bahasa yang berhubungan dengan pengetahuan dan ilmu pengetahuan. Dan sebaliknya bahasa yang mempunyai hubungan dengan puisi, prosa dan retorika dapat berjalan tanpa matematika.
Langkah perubahan kualitatif menjadi kuantitatif adalah langkah yang sangat fundamental untuk pengetahuan yang jelas, tepat dan teliti dan langkah demikian biasanya ditempuh dalam perkembangan semua ilmu pengetahuan, baik yang eksak maupun sosial. Pengetahuan ini semuanya dapat dipergunakan dalam rangka iriga desa, atau untuk penggerakan suatu mesin pompa atau listrik.    
Jikalau penyusunan bahasa yang descriptive, prepositional dan mate­matika dapat diberikan pada semua lapisan pendidikan dari SD sampai perguruan tinggi, maka seluruh pendidikan itu telah diusahakan "clear and acurate thinking". Dan sepanjang kombinasi tersebut telah diletakkan dasar-dasar untuk logika. Sebab sebenarnya dua dasar, dan kom­binasi itu memang hanya dapat disusun atas dasar pemikiran yang logis, tetapi logika yang implisit. Sebenarnya soal yang implisit adalah sama de­ngan soal yang diselip-selipkan, tidak kelihatan. Oleh karena pemikiran ini menguasai perbuatan manusia, maka supaya perbuatan manusia menjadi baik dan berhasil, maka penyusunan pemikiran ini adalah primer dan fun­damental.
Akhirnya kita semua mengetahui, bahwa masyarakat seluruhnya merupakan penjelmaan dari alam pemikiran dalam dunia yang wajar, em­piris, baik empiris ini bersifat spiritual-organisatoris, maupun bcrsifat materialistis. Oleh karena banjirnya kebudayaan Barat memiliki sifat-sifat jelas, tepat, teratur maka penjelmaan pemikiran mereka sangat berhasil. Dan kalau kita ridak mampu menghadapi banjir tersebut, maka kita akan tenggelam hanyut. Di sinilah letaknya fungsi ketahanan dari bahasa, matematika dan logika untuk Indonesia dalam abad ke-20 dijalan raya bangsa-bangsa ini.

C.    HUBUNGAN ETIKA DENGAN ILMU
Sesungguhnya bebas nilai atau tidaknya ilmu merupakan masalah rumit, yang tak mungkin dijawab dengan sekedar ya atau tidak. Mereka yang berfaham ilmu itu bebas nilai menggunakan pertimbangan yang didasarkan atas nilai diri yang diwakili oleh ilmu yang bersangkutan. Padahal bebas dapat mengandung dua jenis makna. Pertama, kemungkinan untuk memilih keduanya, kemampuan atau hak untuk menentukan subyeknya sendiri. Di situ harus ada penentuan dari dalam bukan dari luar.
Akhirnya kita semua mengetahui, bahwa masyarakat seluruhnya merupakan penjelmaan dan alam pemikiran dalam dunia yang wajar, empiris, baik empiris ini bersifat spiritual-organisatoris, maupun bcrsifat materialistis. Oleh karena banjirnya kebudayaan Barat memiliki sifat-sifat jelas, tepat, teratur maka penjelmaan pemikiran mereka sangat berhasil, Dan kalau kita tidak mampu menghadapi banjir tersebut, maka kita akan tenggelam hanyut. Di sinilah letaknya fungsi ketahanan dari bahasa, matematika dan logika untuk Indonesia dalam abad ke-20 dijalan raya bangsa-bangsa ini.
Dengan itu fase yang sifatnya empiris rasional mulai bergeser ke fase eksperimental rasional. Sifat progresif ini menunjukkan bahwa ilmu bukan sekedar tujuan bagi dirinya scndiri melainkan suatu sarana untuk mencapai sesuatu.
Sebenarnya nilai dari ilmu terletak pada penerapannya. Ilmu mengabdi masyarakat sehingga ia menjadi sarana kemajuan. Boleh saja orang mengatakan bahwa ilmu itu mengejar kebenaran dan kebenaran itu merupakan inti etika ilmu, tetapi jangan dilupakan bahwa kebenaran itu ditentukan oleh derajat penerapan praktis dari ilmu. Pandangan yang demikian itu termasuk faham pragmatis tentang kebenaran. Di situ kebenaran merupakan suatu ide yang berlandaskan efek-efeknya yang praktis.
Kebenaran intelektual yang ada pada ilmu bukanlah suatu efek dari keterlibatan ilmu dengan bidang-bidang kehidupan. Kebenaran memang merupakan ciri asli dari ilmu itu sendiri. Dengan demikian maka pengabdian ilmu secara netral, tak berwarna, dapat melunturkan pengertian ke­benaran, sehingga ilmu terpaksa menjadi steril. Uraian keilmuan tentang masyarakat sudah semestinya harus diperkuat oleh kesadaran terhadap berakarnya kebenaran.
Seperti disebutkan di depan, ilmu bukan tujuan tetapi sarana, karena hasrat akan kebenaran itu berimpit dengan etika pelayanan bagi sesama manusia dan tanggung jawab secara agama.



BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan uraian pembahasan diatas maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1.      Oleh karena keadaan dunia ini sebagian besar merupakan penjelmaan pemikiran manusia, dan langkah pertama adalah penjelmaan pemikir­an dalam bahasa, maka pendidikan perlu mengembangkan pelajaran bahasa antara lain ke arah bahasa descriptive-propositional.
2.      Bahwa bahasa yang menuju ke arah pengetahuan dan ilmu penge­tahuan harus bersifat descriptive atau prepositional, supaya bisa diuji benar atau salahnya.
3.      Bila hal kedua ini dilaksanakan, maka pemikiran menjadi tegas, singkat, jelas, sehingga bisa diuji pemikiran tersebut ben-ar atau salah. Bila pemikiran sudah jelas, tegas, dan benar, maka baru dapat melangkah ke penjelmaan material dan praktis.
4.      Masyarakat seluruhnya merupakan penjelmaan dari alam pemikiran dalam dunia yang wajar, em¬piris, baik empiris ini bersifat spiritual-organisatoris, maupun bcrsifat materialistis. Oleh karena banjirnya kebudayaan Barat memiliki sifat-sifat jelas, tepat, teratur maka penjelmaan pemikiran mereka sangat berhasil. Dan kalau kita ridak mampu menghadapi banjir tersebut, maka kita akan tenggelam hanyut. Di sinilah letaknya fungsi ketahanan dari bahasa, matematika dan logika untuk Indonesia dalam abad ke-20 dijalan raya bangsa-bangsa ini

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "FUNGSI BAHASA, MATEMATIKA DAN LOGIKA UNTUK KETAHANAN INDONESIA DALAM ABAD 20 DIJALAN RAYA BANGSA-BANGSA"

Posting Komentar