HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR DEPO PROGESTIN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ULANG DI RB AN-NISSA SURAKARTA


BAB I
PENDAHULUAN
                                                                          
A.    Latar Belakang
Penduduk Indonesia diperkirakan berjumlah sekitar 226 juta jiwa dan merupakan negara ke empat dengan penduduk terbanyak di dunia. Berdasarkan kuantitasnya penduduk Indonesia tergolong sangat besar, namun dari segi kualitasnya masih memperihatinkan dan tertinggal dibandingkan negara ASIAN lainya. Berdasarkan Human Development Report tahun 2006, posisi kualitas penduduk dilihat dari indeks pembangunan manusia (IPM), Indonesia berada pada peringkat 108 dari 177 negara (HDI Report 2006). Penduduk yang besar disertai dengan kualitas yang tidak memadai nampaknya bukan menjadi aset pembangunan tetapi justru menjadi beban pembangunan sehingga menyulitkan pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan (Anonim, 2007. ¶ 2, http:// www.hupelita.com, diperoleh tanggal 22 Maret 2008).
Program keluarga berencana (KB) awalnya dimaksudkan untuk mengatur kelahiran dalam rangka meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak. Dalam pengembanganya program KB kini diprioritaskan pada keluarga berkualitas. Program KB bukan hanya mengurangi jumlah penduduk tetapi juga membentuk keluarga kecil, sehat, berkualitas dan sejahtera. Berdasarkan pelaksanaan progran KB nasional Tahun 2006 pencapaian peserta KB baru sebanyak 5.083.927 (89,04%). Ditinjau dari metode kontrasepsi, jenis kontrasepsi yang  paling sedikit digunakan adalah MOP (0,12%), MOW (1,15%), dan Kondom (2,35%). Sedangkan suntikan dan Pil masih merupakan jenis kontrasepsi yang paling banyak digunakan dengan persentase masing-masing sebesar (56,01%) dan (29,56%). Kontrasepsi suntik cukup menjadi primadona masyarakat karena selain praktis juga cepat dalam mendapatkan pelayanan   (Anonim, 2006. ¶ 1, http://www.bkkbn.go.id, diperoleh tanggal 1 April 2007)
Menurut Hartanto (2003: 163) berdasarkan jenis kontrasepsi suntik yang hanya mengandung progestin dibedakan menjadi 2 yaitu pertama depo medroksiprogesteron asetat (DMPA), mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan sekali. Kedua depo noretisteron enantat (Depo Noristerat) yang mengandung 200 mg noretindron enentat, diberikan 2 bulan sekali pada 3 kali suntikan pertama kemudian selanjutnya tiap 3 bulan sekali. Kontrasepsi suntik sangat diminati oleh masyarakat karena selain aman dan sederhana juga mempunyai keefektivan yang tinggi, asal penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Kepatuhan akseptor melakukan kunjungan ulang merupakan suatu perilaku, dimana salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku adalah tingkat pengetahuan. Dari hasil  pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003: 121).   
Berdasarkan study pendahuluan di RB Fin Kota Surakarta tanggal 8 Mei 2008 dari 20 akseptor depo progestin di dapatkan akseptor dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 2 orang (10%), tinggkat pengetahuan sedang 6 orang (30%) dan rendah 12 orang (60%). Sedangkan pada kepatuhan (85%) patuh melakukan kunjungan ulang dan (15%) tidak patuh.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Akseptor Depo Progestin Dengan Kepatuhan Kunjungan  Ulang di RB An-Nissa Kota Surakarta Tahun 2008.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu “Apakah Ada Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Akseptor Depo Progestin Dengan Kepatuhan Kunjungan Ulang Di RB An-Nissa Kota Surakarta?”.


Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR DEPO PROGESTIN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ULANG DI RB AN-NISSA SURAKARTA"

Posting Komentar